Saturday, November 21, 2015
Makna Logo PSI
BERMODAL MEDSOS, PSI INGIN KANTORNYA JADI 'RUMAH' ANAK MUDA
![]() |
Logo PSI |
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menargetkan anak muda sebagai segmen kader. Sekjen PSI Raja Juli Antoni pun menyebut ingin menjadikan kantor partai sebagai 'rumah' bagi anak muda.
Pria yang akrab dipanggil Toni itu mengatakan PSI ingin hadir sebagai partai yang membawa kejutan dalam pilpres 2019 mendatang. Untuk itu PSI saat ini tengah berusaha mempersiapkan segala persyaratan agar lolos verifikasi Kemenkum HAM.
PSI pun mencoba menghadirkan berbagai terobosan baru. Mulai dari konsep hingga visi misi. Seperti terlihat dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI malam tadi yang digelar penuh dengan semangat anak muda.
"Kantor kita nanti di DPW/DPC harus jadi rumah anak muda di mana ada space untuk co working. Yang penting ada wifi dan colokan, kita siapin air galon," ungkap Toni di sela-sela acara Kopdarnas di JCC Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2015) malam.
Toni ingin agar kantor-kantor PSI baik di pusat hingga daerah-daerah nantinya dapat memberikan akomodasi bagi anak muda. Saat ini PSI sudah memiliki kepengurusan di 34 provinsi yang ada di Indonesia.
"Kantor PSI nanti harus jadi tempat tongkrongan anak-anak muda. Kita juga akan encourage mereka untuk mencintai kebudayaan sehingga nantinya misal ada acara pagelaran seni yang disukai anak muda," tutur Toni.
Untuk publikasi, kata Toni, PSI benar-benar hanya menggunakan kekuatan media sosial. Hingga kini PSI tidak mencoba mengiklankan diri untuk menggaet kader melalui media konvensional seperti koran atau iklan komersial.
"Kita lebih banyak menggunakan medsos ketimbang melalui media konvensional. Kesulitan tidak ada tapi ada tantangan. Aspek digital yang harus kita bangun. Di Facebook, Fanpage PSI udah nomor 3 setelah Gerindra dan PDIP," ungkap Toni.
"Kita yakin dengan pertumbuhan medsos ke depan makanya media kampanye kita besok adalah medsos," sambungnya.
PSI tak hanya bekerja setengah-setengah. Dalam hal media sosial ini, partai pimpinan Grace Natalie tersebut merekrut para profesional untuk menjalankannya. Tentu saja agar menarik kader-kader dari segmen anak muda.
"Kita punya orang khusus, kita hire profesional untuk membesarkan itu. Tapi lebih seringnya menumbuhkan kesadaran di jaringan kita sendiri. Makanya kita adakan kopdar seperti ini untuk mengumpulkan pengurus-pengurus dari seluruh daerah," jelas Toni.
PSI menargetkan anak muda sebagai kadernya sebab berdasarkan data, dalam Pemilu 2019 nanti, disebut Toni sebanyak 55 persen calon pemilih datang dari usia muda. "Kita optimis bisa jadi partai yang bisa bikin surprise," ucapnya.
Sementara itu untuk dana bagi partai, PSI mendapatkannya dari dana donatur tanpa menjanjikan suatu kekuasaan atau jabatan tertentu. Bahkan rencananya, ungkap Toni, PSI akan menerapkan sistem berbayar bagi setiap kartu anggotanya sehingga tanggung jawab bukan hanya terhadap satu atau sekelompok orang, melainkan untuk semua.
"Seperti untuk kopdar ini, kita ada crowd funding di kitabisa.com dan kemarin terkumpul sekitar Rp 150 juta. Kalau selama ini partai biasanya kasih asuransi atau uang untuk kader baru, kita ingin balik, kartu kita berbayar. Jadi ada ownership, nanti ada tingkatannya," terangnya.
"Sehingga yang bayar bukan cuma 1 atau 2 orang, tapi semuanya sehingga kita bertanggungjawab sama banyak orang. Pertanggungjawabannya untuk rakyat," lanjutnya.
Lantas bagaimana bentuk pertanggungjawaban terhadap para donatur?
"Ya harus transparan. Jadi ini soal trust. Kan kita tahu sulitnya anak muda kan seperti itu, kalau suka sama kita akan ikuti terus (loyal) tapi kalau nggak ya nggak mau. Makanya kita harus maintan dengan trust itu," tutup Toni mengakhiri.
TRILOGI PERJUANGAN PSI
Menebar kebajikan, Merawat Keragaman, Mengukuhkan Solidaritas.
Naskah lengkap pidato politik Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam acara Kopdarnas PSI I di Balai Sidang Jakarta, 16 November 2015
Assalamu Alaikum, Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya
Salam Solidaritas!
Jika Trisakti Bung Karno menyebutkan Berdaulat secara politik, Berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Maka malam ini, PSI ingin menyampaikan Trilogi Kebangsaan PSI. Tiga poros misi perjuangan PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman dan Mengukuhkan Solidaritas.
Setiap hari kita menyaksikan betapa kebajikan semakin sulit untuk ditemukan, seakan kebajikan menjadi barang mewah yang hanya bisa dipajang di etalase-etalase merek ternama, tanpa bisa menyentuh apalagi memiliki. Buya Syafii Maarif bahkan memberikan catatan khusus bahwa “telah lama bersimpang jalan antara perkataan dan perbuatan.” Sepintas berbuat baik sepertinya mudah, namun pertanyaannya mengapa setiap hari tingkat kriminalitas dengan segala bentuknya terus meningkat? Masih banyak masyarakat yang lebih senang menggunjingkan buruk saudaranya, daripada mengulurkan tangan menularkan cinta. Begitu juga kriminalitas yang dipertontonkan para elit dan pengambil kebijakan, yang masih suka mengabaikan, bahkan merampok hak-hak rakyat. Banyak.
Hadirin, Bro dan Sis yang saya banggakan!
Sungguh yang lebih berbahaya dari krisis ekonomi adalah krisis orang-orang baik, krisis kebajikan. Bisa kita bayangkan jika bonus populasi Indonesia mayoritasnya justeru diisi oleh orang-orang yang tidak baik, para koruptor dan para pencoleng dana publik.
Oleh karena itulah malam ini saya ingin kembali menegaskan, bahwa PSI lahir untuk menyemai, menebar, memupuk, menumbuhkan, menyuburkan kembali benih-benih kebajikan sebelum punah ditelan kegelapan dan keserakahan. Minggu lalu Mas Goen mengingatkan kami pada pesan Ali Bin Abi Thalib “Kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir.” Disinilah PSI meletakkan pondasi berdirinya, sebagai barisan orang baik yang terpimpin, terdidik dan terorganisir untuk melawan kejahatan.
Bro dan Sis, bila kelak PSI ditakdirkan mengemban amanah rakyat, PSI tidak akan pernah terlibat dalam persekongkolan jahat melemahkan institusi pemberantasan korupsi, KPK, sebagai anak kandung refomasi. KPK mesti perlu terus diperkuat bersamaan dengan pembenahan serius di tubuh kepolisian dan kejaksaan.
Bro dan Sis yang saya cintai!
Bagian kedua dari Trilogi PSI adalah merawat keragaman. Apalah arti batas teritori Sabang - Merauke, apalah guna bala tentara yang kuat, sejarah yang panjang dan ekonomi yang makmur, jika kemudian kita tidak diikat oleh sebuah rasa toleransi. Bangsa kita sudah ditakdirkan menjadi bangsa yang dijahit dari berbagai warna suku, agama, kebudayaan, adat istiadat dan sumber daya alam.
Tapi bagaimana hati ini tidak miris, ketika melihat rumah ibadah dibakar, satu kelompok keyakinan yang berbeda lalu dipinggirkan. Jelas bagi PSI, bahwa “mengakui Kemerdekaan Indonesia, adalah juga pengakuan terhadap ribuan suku, adat istiadat, budaya, agama dan keyakinan yang menghuni gugusan pulau-pulau di nusantara.” Sehingga melukai keragaman adalah sama dengan melukai kemerdekaan Indonesia. Serangan terhadap kebebabasan beragama dan berkeyakinan adalah juga serangan pada NKRI pada saat yang sama.
Tindakan intoleransi, rasanya tidak pantas ada di negeri gemah ripah loh jenawi ini. Bangsa ini tidak pantas berduka karena dicederai oleh aksi-aksi intoleran. Intoleransi adalah musuh dari kebhinekaan atau keragaman. Intoleransi adalah ancaman nasional paling nyata. Bahkan intoleransi adalah aksi separatisme paling nyata. Kita harus percaya bahwa Kebhinekaan adalah pusaka negeri yang harus kita jaga. Inilah warna dan jati diri bangsa Indonesia.
Hadirin, Bro dan Sis Pengawal Kebhinekaan!
Kebetulan malam ini, tepat 16 November 2015, bertepatan dengan hari peringatan satu tahun PSI, juga merupakan “hari toleransi internasional.” Di tanggal yang baik ini, ijinkan saya sebagai Ketua Umum PSI menyatakan! Bahwa PSI akan berdiri digaris paling depan untuk menyatakan perang terhadap korupsi dan tindakan Intoleransi. Kata korupsi dan intoleransi harus dihapuskan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ini penting saya nyatakan, agar semua orang tahu, PSI bukanlah sekumpulan anak muda dan perempuan cengeng, yang hanya bisa memaki di media-media sosial. Kader PSI tidak hanya mengandalkan kemudaannya untuk mengemis kekuasaan. inilah PSI yang Anti Korupsi dan Anti Intoleransi. PSI adalah anak muda yang sadar bahwa kekuasaan bisa sangat membutakan.
Hadirin, Bro dan Sis, Para Pembela Solidaritas Indonesia!
Pendek kata, jika rakyat menjatuhkan kepercayaannya kepada PSI di 2019 kelak. Saya berani menyatakan, PSI tidak akan pernah tertarik menerbitkan Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak ada Bupati atau Walikota PSI yang akan menerbitkan Surat Edaran untuk mebatasi kebebasasan warganya untuk beribadah, siapapun mereka. Tidak boleh lagi ada perusakan gereja di Singkil, tidak boleh lagi ada lagi cerita tentang perusakan masjid di Bitung. Tidak boleh ada pengusiran sekelompok orang dari tanahnya hanya karena beda keyakinan.
PSI tidak rela bangsa ini dicabik-cabik iri dan dengki. Kita ini bangsa beradab, kita punya jutaan sawung-sawung untuk bermusyawarah. Kita masih punya dada yang sangat lapang untuk mencapai mufakat. Sungguh yang kita butuhkan sekarang adalah Toleransi… toleransi… dan toleransi! Romo Magnis pernah mengatakan “Dalam beragama, kita harus selalu rendah hati. Karena agama datang untuk kebajikan, bukan untuk membuat kerusakan”
Bro dan Sis, Generasi Politik Baru Indonesia!
Tidak mungkin menebar kebajikan dan merawat keragaman jika tidak ada sebuah ikatan diantara unsur-unsur. Mustahil menjadi sebuah kibar Merah Putih yang perkasa, jika warna putih kebajikan dan merahnya keragaman itu tidak kita jahit dengan benang SOLIDARITAS. Bro dan Sis, kitalah benang-benang solidaritas itu, benang dari bahan terbaik bumi Indonesia, benang yang tidak akan mau berkelahi satu dengan yang lainnya. Kita adalah benang-benang yang saling bergandengan tangan menjadi tali, menjadi untaian mutiara mutu manikam, berkilau digaris khatulistiwa.
Inilah Trilogi kelahiran sebuah generasi politik baru. Trilogi perjuangan Partai Solidaritas Indonesia. Trilogi kemanusiaan, trilogi pergolakan kaum muda dan perempuan Indonesia. Trilogi yang menolak kenyataan bahwa bangsa yang begini kaya raya, hanya menjadi bangsa pelengkap dalam peta percaturan dunia baru.
Bro dan Sis Para Benang penjahit Indonesia Baru yang saya cintai!
Sebagai partai baru, PSI tentu harus membawa gagasan dan cara berpolitik yang baru. Karenanya kami sangat ketat dalam rekrutmen pengurus. Pengurus harus berusia di bawah 45 tahun dan belum pernah menjadi pengurus harian partai politik manapun. Inilah komitmen kami terhadap perwujudan KEBARUAN PSI.
Di PSI kami mewajibkan kepengurusan perempuan di atas 40%. Ini merupakan pernyataan politik PSI terhadap persoalan kesetaraan gender di Indonesia. Memang bukan pekerjaan yang ringan. Tapi kami yakin bisa terwujud dengan kerja keras dan disiplin ketat.
Rakyat Indonesia yang kami cintai!
Orang boleh mengatakan, PSI akan bernasib sama dengan pendahulunya. Menebar janji manis di awal, lalu terjebak dalam lingkaran kekuasaan. Berbaik muka di depan, lalu meninggalkan rakyat di ujung cerita. Sebagian bahkan meremehkan dan nyinyir, “ Bagaimana mungkin membangun partai tanpa donatur?”
Ya betul, kami memang butuh donatur, kami butuh uang. Karena sistem kepartaian ini memang dirancang sedemikian rupa, untuk melanggengkan Status-Quo. Tapi PSI tidak akan mengemis, karena uang bukanlah segalanya. Fundraising penting, namun friendraising jauh lebih penting. Karena dengan friendraising itulah PSI mendapatkan tempat di satu tahun pertama kemunculannya.
PSI memang tidak memiliki media, namun berkat kedekatan perkawanan dengan Bro dan Sis para jurnalis, mereka yang masih setia menjadi pilar utama demokrasi Indonesia, akhirnya berita tentang PSI mulai bertebaran di berbagai media massa nasional dan lokal. Pada malam ini, penghargaan dan terima kasih yang tulus kami ucapakan, kepada Bro dan Sis sahabat kami para jurnalis hebat, yang masih memberi jalan pada kelahiran PSI.
Rakyat Indonesia yang karenanya PSI lahir dan didirikan!
Saya juga akan buka malam ini bahwa kami punya banyak sekali donatur. Di ruangan ini telah hadir 1000 lebih donatur utama PSI. Mereka yang selama setahun ini mendonasikan pikiran, tenaga, kreativitas, dan waktu untuk membangun mimpi ini bersama. Mereka yang tanpa henti, dari 34 Provinsi, 514 Kab/Kota, dari 7.160 Kecamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka inilah yang senantiasa mengalirkan gagasan dan energi baru pada PSI.
Bro dan Sist ini telah mendonasikan hal yang tidak ternilai, bukan pada takaran Rupiah, tapi berbentuk karya yang tidak sebanding dengan kalkulasi timbangan untung rugi. Jika ada yang mencari donatur PSI, malam ini mereka hadir disini. Jika ada yang menanyakan mengapa Grace Natalie begitu percaya diri? Tidak ada keraguan, karena saya yakin akan selalu ada jutaan tangan, jutaan bahu dan jutaan jiwa, yang akan ikutserta menanggung beban perjuangan bersama ini.
Hadirin, Bro dan Sist yang saya cintai!
Ada satu orang yang tidak hadir, bukan karena berhalangan. Ketidakhadirannya justru merupakan pernyataan politik terbuka. Bro yang satu ini adalah orang yang pertama percaya kepada kami. Percaya bahwa mimpi PSI bisa menjadi kenyataan jika dijalankan secara konsisten. Saya perkenalkan Ketua Dewan Pembina PSI, Bro Jeffrie Geovanie yang pada malam ini diwakili oleh istri tercintanya, Sist Diana Geovanie.
Ketidahadiran Ketua Dewan Pembina PSI adalah sebuah pernyataan politik kepada publik. Pernyataan bahwa anak-anak muda Indonesia sudah siap tanpa harus menunggu lama. Batas sudah ditetapkan. Sebuah garis demarkasi yang hanya bisa ditegakkan oleh manusia yang meyakini bahwa segala sesuatu haruslah mengenal batas. Kami merasa sangat beruntung, salah satu individu yang mampu menarik batas itu, saat ini menjadi Ketua Dewan Pembina PSI.
Hadirin sekalian, Bro dan Sis yang berbahagia!
Disadari atau tidak, saat ini kita sedang hidup dalam era digital. Pada era ini, sahabat yang selalu menyertai kita dimanapun kita berada, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi adalah perangkat elektronik yang kita sebut GADGET.
Harus diakui, gadget bisa membuat manusia menjadi asosial dan cenderung apatis terhadap lingkungannya.Tapi ada cerita lain yang tidak kalah menarik tentang gadget dan era digital ini. Dalam genggaman anda, ada kisah tentang demonstrasi Occupy Wall Street di New York, ada cerita tentang Arab Spring. Gadget yang mungil ini, juga berkisah tentang aksi heroik seorang pelajar muda dalam Umbrella Revolution di Hongkong.
Bro dan Sis yang saya banggakan!
Dunia terus bergerak maju, kita telah masuk ke dalam sebuah bahasa baru, relasi sosial baru, dan juga relasi kekuasaan yang sama sekali baru. Oleh karena itu kita butuh sebuah alat baru untuk menjawab tantangan di zaman baru.
Sebagai partai anak muda kami sadar akan tanda-tanda zaman ini. Beberapa hari yang lalu, berkat dukungan dan kerja keras orang-orang kreatif di dapur PSI, Fanspage Facebook PSI telah mencapai 1 juta Fans, yang artinya adalah terbanyak ketiga dalam urutan partai-partai politik di Indonesia. Hasil ini tidak akan membuat kitra lengah tentunya. 16 November tahun yang akan datang, kita harus memastikan PSI berada di urutan teratas Partai Politik yang paling diminati di media sosial di Indonesia.
Hadirin sekalian, Bro dan Sist yang saya hormati!
Pada Pemilu 2019 mendatang, Indonesia tengah menikmati bonus demografi. Lebih dari 50% pemilih berada pada rentang usia muda. Disanalah PSI mengambil posisi politiknya. PSI berdiri sebagai perwakilan generasi baru, zaman baru, dengan bahasa dan alat yang baru. Generasi Y, Generasi Z, generasi yang dituduh apatis berpolitik, generasi yang dipersalahkan karena Bahasa mereka tidak memenuhi kaidah Ejaan Yang Disempurnakan. Bersama PSI, generasi baru inilah yang akan unjuk kekuatan, akan unjuk kreatifitas, generasi baru yang telah memilih takdirnya sendiri.
Kita bukan generasi yang hanya bisa menonton dan menunggu sampai kerusakan sudah benar-benar tidak bisa diperbaiki. Kita adalah generasi yang menolak untuk menjadi batu ditengah arus sungai yang kotor. Kita generasi hebat dan keren, generasi yang ingin berenang di arus peradaban yang jernih, bersih dari malware korupsi, jauh dari virus-virus Intoleransi.
Bro dan Sist yang tercinta!
Saya akan mengakhiri pidato ini disini. Dengan segala rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Juga rasa terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Dengan segala kerendahan hati, dengan segala keyakinan pada kekuatan Solidaritas, saya persembahkan bayi politik baru Indonesia Partai Solidaritas Indonesia. Tangisan pertama PSI adalah pernyataan, bahwa PSI telah berdiri mantap di garis START dan siap berkompetisi dalam gelanggang politik Indonesia menuju Pemilu 2019.
Saya gunakan kesempatan baik ini, untuk mengajak seluruh anak muda Indonesia, generasi Y, generasi Z, generasi yang selama ini diabaikan, kepada kalian PSI berbicara malam ini. Bersama seluruh kekuatan perempuan Indonesia, PSI menunggu solidaritas kalian, kaum muda dan perempuan, solidaritas untuk mempersiapkan sebuah kelahiran baru. Kelahiran Indonesia yang lebih baik.
Jangan pernah tanya berapa yang harus Bro dan Sist donasikan, jangan tanya apa posisi Bro dan Sist kelak di PSI, karena dalam Kamus PSI itu bukanlah pertanyaan penting. Kita semua setara di PSI! Yang paling penting adalah apa yang akan kita dedikasikan untuk bangsa dan Negara ini.
Download terus DNA kebajikan dan keragaman, Upload terus virus Solidaritas Indonesia ke seluruh penjuru negeri. Mari bersama kita tebarkan benih kebajikan, semai terus bunga-bunga keragaman. Karena sesungguhnya, kami bukan siapa-siapa, tanpa kamu semua.
Salam SOLIDARITAS!
Terima kasih Indonesia, Salam Sejahtera, Puji Tuhan, Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Friday, November 20, 2015
KENAPA PSI?
Hasil yang baru tidak mungkin dicapai melalui cara lama. PSI hadir bersama semua yang baru: ide baru, gagasan baru, cara baru, orang baru dan mesin yang baru. Tentu tidak mudah menjalankan hal yang baru. Karenanya KAMI membutuhkan ANDA, terutama anak muda dan perempuan Indonesia yang selama ini merasa jauh dari politik. PSI kami persembahkan untuk ANDA... karena KAMI bukan siapa-siapa TANPA ANDA! PSI sebagai partai baru tidak lagi tersandera dengan kepentingan politik lama, klientalisme, rekam jejak yang buruk, beban sejarah dan citra yang buruk terhadap partai politik sebelumnya. PSI memberikan porsi yang besar pada perempuan, sehingga gerakan politik PSI tidak hanya sekedar memenuhi syarat 30% persen perempuan, tapi juga seluruh keputusan politiknya diambil melalui keterlibatan aktif perempuan di dalamnya. PSI secara konsisten memisahkan antara dua hal yang selama ini kadang menjadi kabur, antara mengurus partai dan mengurus politik. Sejak awal PSI telah memisahkan struktur politik dengan struktur administratifnya. Tidak akan terjadi politisi mengurus administrasi partai lalu menggunakannya untuk kepentingan kekuasaan, karena partai akan diurus oleh orang-orang muda profesional yang paham betul bagaimana mengurus organisasi yang modern, profesional, bersih dan transparan.
PARA TOKOH DIBALIK PSI
![]() |
GRACE NATALIE
Ketua Umum DPP PSI
|
Lahir 4 Juli 1982. Memulai karir di media Televisi. Pernah menjadi reporter dan news anchor Liputan6 SCTV, lalu berlanjut ke ANTV dan TVOne. Selama menjadi jurnalis, Grace pernah mewawancarai beberapa tokoh internasional diantaranya: George Soros, Steve Forbes, Ramos Horta dan Abhisit Vejjajiva. Kedekatannya ke isu politik berlanjut, tahun 2012, Grace dipercaya menjadi CEO di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Beberapa momentum politik penting dilewatinya bersama SMRC, termasuk Pemilihan Legislatif dan Presiden 2014. Grace memantapkan diri untuk terjun langsung ke dunia politik dan memimpin PSI karena ingin 'Rumah Indonesia' yang akan dihuni oleh kita, anak-anak kita, saudara kita di masa yang akan datang, adalah Indonesia yang menjadi rumah damai buat seluruh suku, golongan, agama, ras dan keyakinan.
Raja Juli Antoni yang akrab disapa Toni, lahir 13 Juli 1977 memulai jejak aktivisnya di Muhammadiyah. Akar dari salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu, membuatnya banyak bersentuhan dengan pergolakan kebangsaan, intelektual, sosial dan kebudayaan di Muhammadiyah. Wajar jika kemudian Toni didaulat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah (PP IRM). Salah satu yang dikaguminya adalah sosok Buya Syafii Maarif. Tidak hanya mengagumi, keinginannya untuk merawat dan menyebarkan Islam yang damai dan menghormati keragaman ini, diwujudkan dengan menjadi Direktur Maarif Institute. Toni baru saja mendapatkan gelar Ph.D dari School of Political Science and International Studies, the University of Queensland-Australia ketika dia didaulat menjadi Sekjen PSI. Toni berprinsip, anak muda harus berproses dengan cara yang muda. Bagi Toni, narasi kekuasaan hari ini kadang bersimpang jalan dengan narasi kaum muda. Keinginan untuk menyambungkan kembali narasi-narasi kebangsaan yang terserak, membulatkan tekadnya untuk terjun ke Politik.
Lahir di Jakarta 13 September 1980. Berawal dari Pemenang Favorit Pembaca Pemilihan Wajah Femina Tahun 2000, perempuan berdarah Bali-Manado ini kemudian lebih banyak dikenal sebagai jurnalis dan news anchor di sejumlah stasiun televisi. Mulai dari TransTV, TV7 (Trans7) hingga RCTI. Jurnalisme telah membawanya ke dalam berbagai momentum penting nasional dan internasional. Beberapa yang selalu membuatnya haru adalah liputan tentang Tsunami Aceh dan Bom Bali II. Tidak hanya tokoh nasional, sejumlah tokoh internasional juga telah diwawancarainya seperti George W. Bush dan Hillary Clinton. Sarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini juga berkesempatan meliput pemilihan presiden Amerika Serikat yang membawa Barack Obama ke kursi presiden tahun 2008 lalu. Selain tokoh-tokoh politik, Isyana juga berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan bintang-bintang di dunia sepakbola seperti Cesc Fabregas, Pep Guardiola, Robbie Fowler, Javier Zanetti dll. Melalui sebuah surat terbuka berjudul “Segmen Terakhir dalam Rundown” Isyana pamit dari dunia jurnalistik dan resmi bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Ketua. PSI menurutnya mampu menampilkan wajah politik yang tadinya terlihat rumit, menjadi sederhana dan bersahabat. PSI menurutnya adalah rumah yang ramah terhadap anak, kaum muda dan perempuan.
Arek Surabaya, kelahiran 24 Februari 1982 melewati masa kecilnya di Surabaya. Karakter Nova Rini yang mandiri tercermin dari kesenangannya pada olahraga renang dan diving. Di sisi lain hobby membaca, memasak dan membuat kue membuatnya dekat dengan salah satu DNA PSI yakni keragaman. Masakan yang lezat hanya lahir dari keragaman unsur rempah, bahan dan proses yang khas. Begitu juga dengan kehidupan berbangsa, unsur yang beragam harus diramu dengan kadar toleransi yang tinggi dan diuji dengan persoalan yang makin menguatkan solidaritas satu dengan yang lainnya. Sis Nova percaya hanya dengan itu Indonesia bisa utuh sebagai sebuah rumah bersama yang teduh mengayomi segenap warga Negara. Menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tahun 2004, gadis dengan nama lengkap Fitria Sulistya Nova Rini hijrah ke Jakarta. Tidak menunggu lama Nova langsung muncul di layar Televisi nasional sebagai reporter dan presenter Liputan 6 SCTV pada tahun 2005 hingga 2011. Yang tidak bisa dilupakan oleh Sis Nova, berkat hobby Diving, dirinya mendapat kesempatan menjadi presenter pertama yang melakukan wawancara dengan Kadispenal dari dasar laut Malalayang, Manado-Sulawesi Utara. Acara tersebut juga mencatatkan nama Indonesia dalam Guinnes World Record sebagai penyelaman dengan melibatkan personel terbanyak dalam sejarah dunia. Disela kesibukan sebagai presenter, Sis Nova menyelesaikan Studi Magister di Bidang Kenotariatan. Profesi yang digelutinya belakangan sambil tetap menjadi presenter lepas di BeritaSatu TV. Ibu muda dengan dua anak bernama Matteo dan Aurora ini, sudah terbiasa membagi waktu dengan baik. Justru melihat kedua anaknya, sambil membayangkan nasib anak Indonesia lain yang masih hidup dalam ancaman kekerasan, mendorong Nova untuk terjun ke politik. PSI dipilihnya sebagai tempat untuk memperjuangkan nasib jutaan anak dan perempuan Indonesia, karena menurutnya PSI secara konsisten menolak Tindak Kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dalam pernyataannya, Sis Nova mengatakan “SATU suara saya untuk Jutaan anak dan Perempuan Indonesia.”
“Jika politik kotor puisilah yang membersihkannya” mungkin itu saat itu JF Kennedy sedang mengigau atau menyindir lawan poltiknya. Bagi Mayang, demikian Bendahara Umum PSI ini disapa, KPK saja sempoyongan melawan para koruptor, apalagi hanya sebuah puisi. Aktivitasnya di dunia kebudayaan juga karena sedang mencari puisi yang bisa membersihkan dunia politik. Kita simpan sejenak soal puisi, mari masuk ke dalam persoalan politik. Jika politik adalah pertarungan antara satu kehendak dengan kehendak yang lain, bahkan tidak jarang politik secara klise adalah niat baik melawan niat baik yang lain. Lalu dimana politik harus ditempatkan? Mengapa ketika niat baik melawan niat baik, malah mendatangkan polusi dan kejorokan sosial? Mayang saat itu masih kuliah di Trisakti. Letupan politik pertama, disaksikannya sendiri. Tiga orang kawannya mati tertembak saat Tragedi Trisakti-Semanggi terjadi tahun 1998. Politik yang tadinya terlihat seperti permainan teka-teki, tiba-tiba menjadi sangat mencekam. Ketika Soeharto jatuh, orang masih dalam kebudayaan yang bisu. Informasi politik, pembicaraan tentang Hak Asasi Manusia, atau bahkan soal seks masih dibicarakan orang secara berbisik-bisik. Mayang sadar, harus ada yang memecahkan kungkungan kebisuan itu. Salah satunya adalah menjadi jurnalis. Dari aktivisme ke jurnalisme bagi Mayang adalah dua hal yang dipilihnya dengan sadar. Mayang lalu bekerja sebagai wartawan di KBR 68H. Dari sana dirinya tidak berhenti, mulai dari program kemanusiaan untuk korban Tsunami di Aceh, sampai ikut terlibat dalam pembuatan Peta Hijau Jakarta Kota. Sebelum bergabung di PSI, Mayang sempat sekitar tiga tahun tinggal di Bonn Jerman. Soal kebudayaan, Mayang adalah pencinta kesenian dan kebudayaan. Itulah mungkin yang dimaksud dalam igauan JF Kennedy. Ditengah padatnya aktifitas Kota Jakarta, selalu ada waktu untuk hadir bersama kawan-kawannyua di Komunitas Salihara. Mayang akhirnya menemukan jawaban, bahwa puisi yang bisa membersihkan politik adalah puisi yang ditulis bersama-sama dan dipentaskan dengan suara lantang oleh jutaan orang. Bagi Mayang, PSI adalah sebuah puisi yang sedang ditulis dan kelak akan dipentaskan bersama agar suaranya terdengar dan membawa angina perubahan, jaman yang lebih baik untuk anak-anak negeri.
Akrab disapa Sist Danik, saat ini sedang menyelesaikan Master di Psikologi Intervensi Sosial, Universitas Indonesia. Gadis berdarah campuran Madura-Jawa-Osing ini lahir di Jember, 25 April 1987, adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Ditangannya IPM meraih penghargaan Ten Accomplished Youth Organization tahun 2012 di Bangkok-Thailand. Hobi yang digelutinya cukup ekstrim: wall-climbing, vespa, onthel, silat dan futsal. Prinsipnya, setiap manusia lahir merdeka, namun kemerdekaan individu bukan jadi alasan untuk egois satu sama lain. Nama Danik dikenal luas dalam gerakan sosial terutama yang berkaitan dengan pembangunan komunitas. Prinsip Danik “No Risk No Gain. No Gain Without Spirit and Struggle.” Anak muda tidak boleh takut berpolitik. Bagi Danik politik bukan soal warisan yang menunggu surat wasiat. Jika anak muda ingin perubahan, maka tidak perlu menunggu, harus langsung ambil bagian. Bukan anak muda jika sabar menunggu. Itu yang kemudian menjadi alasan utamanya bergabung di PSI.
Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1981. Tamat dari UIN Syarif Hidayatullah, laki-laki berdarah Garut yang akrab disapa Chandra ini sangat aktif berorganisasi. Berbagai organisasi diikutinya mulai dari tingkat sekolah, kampus, provinsi hingga tingkat pusat. Baginya organisasi adalah tempat melatih kepemimpinan dan mengenal banyak orang. Tidak heran jika Chandra memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Dalam berkawan dia tidak membeda-bedakan siapapun. Baginya setiap individu memiliki kekurangan dan kelebihan, dari sana chandra bisa memahami banyak hal. Karenanya Chandra sangat mendukung prinsip keragaman yang diusung PSI. Selalu rendah hati, itu yang diajarkan alam kepadanya. Dari hobi mendaki gunung, Chandra belajar: dalam perjuangan, jangan pernah menyerah ketika di bawah, jangan angkuh ketika di puncak, karena makna sesungguhnya justru terletak dalam perjalanan. Seperti kata Churchill “Puncak gunung menginspirasi para pemimpin, tapi lembah yang mendewasakannya.” Terkesan serius di depan laptop, bukan berarti Chandra tidak gaul. Fans Persib dan Everton ini pernah mencoba menjadi penggebuk drum. Musik Rock selalu membuatnya bersemangat, lagu-lagu Pearl Jam, Foo Fighters dan Pas Band wajib berada di playlistnya. Sudah lama menunggu ada partai anti mainstream dan muda, ketika PSI mulai terdengar, Chandra memutuskan untuk bergabung.
![]() |
RAJA JULI ANTONI
Sekjen DPP PSI
|
![]() |
ISYANA BAGOES OKA
Ketua DPP PSI
|
![]() |
NOVA RINI
Ketua DPP PSI
|
![]() |
SUCI MAYANG SARI
Bendahara Umum DPP PSI
|
![]() |
DANIK EKA RAHMANINGTIYAS
Wakil Sekretaris Jenderal
|
![]() |
SATIA CHANDRA WIGUNA
Wakil Sekretaris Jenderal
|
APA ITU PSI
![]() |
Logo Partai Solidaritas Indonesia |
Partai Solidaritas Indonesia atau disingkat PSI adalah partai politik baru. Partai yang membawa identitas DNA: kebajikan dan keragaman. PSI berpijak pada kesadaran, bahwa politik sejatinya adalah hal yang baik. Meski kini, kata "baik" dan "politik" lebih sering bersimpang jalan. PSI hadir untuk mendekatkan kembali politik kepada kebajikan.