![]() |
GRACE NATALIE
Ketua Umum DPP PSI
|
Lahir 4 Juli 1982. Memulai karir di media Televisi. Pernah menjadi reporter dan news anchor Liputan6 SCTV, lalu berlanjut ke ANTV dan TVOne. Selama menjadi jurnalis, Grace pernah mewawancarai beberapa tokoh internasional diantaranya: George Soros, Steve Forbes, Ramos Horta dan Abhisit Vejjajiva. Kedekatannya ke isu politik berlanjut, tahun 2012, Grace dipercaya menjadi CEO di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Beberapa momentum politik penting dilewatinya bersama SMRC, termasuk Pemilihan Legislatif dan Presiden 2014. Grace memantapkan diri untuk terjun langsung ke dunia politik dan memimpin PSI karena ingin 'Rumah Indonesia' yang akan dihuni oleh kita, anak-anak kita, saudara kita di masa yang akan datang, adalah Indonesia yang menjadi rumah damai buat seluruh suku, golongan, agama, ras dan keyakinan.
Raja Juli Antoni yang akrab disapa Toni, lahir 13 Juli 1977 memulai jejak aktivisnya di Muhammadiyah. Akar dari salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu, membuatnya banyak bersentuhan dengan pergolakan kebangsaan, intelektual, sosial dan kebudayaan di Muhammadiyah. Wajar jika kemudian Toni didaulat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah (PP IRM). Salah satu yang dikaguminya adalah sosok Buya Syafii Maarif. Tidak hanya mengagumi, keinginannya untuk merawat dan menyebarkan Islam yang damai dan menghormati keragaman ini, diwujudkan dengan menjadi Direktur Maarif Institute. Toni baru saja mendapatkan gelar Ph.D dari School of Political Science and International Studies, the University of Queensland-Australia ketika dia didaulat menjadi Sekjen PSI. Toni berprinsip, anak muda harus berproses dengan cara yang muda. Bagi Toni, narasi kekuasaan hari ini kadang bersimpang jalan dengan narasi kaum muda. Keinginan untuk menyambungkan kembali narasi-narasi kebangsaan yang terserak, membulatkan tekadnya untuk terjun ke Politik.
Lahir di Jakarta 13 September 1980. Berawal dari Pemenang Favorit Pembaca Pemilihan Wajah Femina Tahun 2000, perempuan berdarah Bali-Manado ini kemudian lebih banyak dikenal sebagai jurnalis dan news anchor di sejumlah stasiun televisi. Mulai dari TransTV, TV7 (Trans7) hingga RCTI. Jurnalisme telah membawanya ke dalam berbagai momentum penting nasional dan internasional. Beberapa yang selalu membuatnya haru adalah liputan tentang Tsunami Aceh dan Bom Bali II. Tidak hanya tokoh nasional, sejumlah tokoh internasional juga telah diwawancarainya seperti George W. Bush dan Hillary Clinton. Sarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini juga berkesempatan meliput pemilihan presiden Amerika Serikat yang membawa Barack Obama ke kursi presiden tahun 2008 lalu. Selain tokoh-tokoh politik, Isyana juga berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan bintang-bintang di dunia sepakbola seperti Cesc Fabregas, Pep Guardiola, Robbie Fowler, Javier Zanetti dll. Melalui sebuah surat terbuka berjudul “Segmen Terakhir dalam Rundown” Isyana pamit dari dunia jurnalistik dan resmi bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Ketua. PSI menurutnya mampu menampilkan wajah politik yang tadinya terlihat rumit, menjadi sederhana dan bersahabat. PSI menurutnya adalah rumah yang ramah terhadap anak, kaum muda dan perempuan.
Arek Surabaya, kelahiran 24 Februari 1982 melewati masa kecilnya di Surabaya. Karakter Nova Rini yang mandiri tercermin dari kesenangannya pada olahraga renang dan diving. Di sisi lain hobby membaca, memasak dan membuat kue membuatnya dekat dengan salah satu DNA PSI yakni keragaman. Masakan yang lezat hanya lahir dari keragaman unsur rempah, bahan dan proses yang khas. Begitu juga dengan kehidupan berbangsa, unsur yang beragam harus diramu dengan kadar toleransi yang tinggi dan diuji dengan persoalan yang makin menguatkan solidaritas satu dengan yang lainnya. Sis Nova percaya hanya dengan itu Indonesia bisa utuh sebagai sebuah rumah bersama yang teduh mengayomi segenap warga Negara. Menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tahun 2004, gadis dengan nama lengkap Fitria Sulistya Nova Rini hijrah ke Jakarta. Tidak menunggu lama Nova langsung muncul di layar Televisi nasional sebagai reporter dan presenter Liputan 6 SCTV pada tahun 2005 hingga 2011. Yang tidak bisa dilupakan oleh Sis Nova, berkat hobby Diving, dirinya mendapat kesempatan menjadi presenter pertama yang melakukan wawancara dengan Kadispenal dari dasar laut Malalayang, Manado-Sulawesi Utara. Acara tersebut juga mencatatkan nama Indonesia dalam Guinnes World Record sebagai penyelaman dengan melibatkan personel terbanyak dalam sejarah dunia. Disela kesibukan sebagai presenter, Sis Nova menyelesaikan Studi Magister di Bidang Kenotariatan. Profesi yang digelutinya belakangan sambil tetap menjadi presenter lepas di BeritaSatu TV. Ibu muda dengan dua anak bernama Matteo dan Aurora ini, sudah terbiasa membagi waktu dengan baik. Justru melihat kedua anaknya, sambil membayangkan nasib anak Indonesia lain yang masih hidup dalam ancaman kekerasan, mendorong Nova untuk terjun ke politik. PSI dipilihnya sebagai tempat untuk memperjuangkan nasib jutaan anak dan perempuan Indonesia, karena menurutnya PSI secara konsisten menolak Tindak Kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dalam pernyataannya, Sis Nova mengatakan “SATU suara saya untuk Jutaan anak dan Perempuan Indonesia.”
“Jika politik kotor puisilah yang membersihkannya” mungkin itu saat itu JF Kennedy sedang mengigau atau menyindir lawan poltiknya. Bagi Mayang, demikian Bendahara Umum PSI ini disapa, KPK saja sempoyongan melawan para koruptor, apalagi hanya sebuah puisi. Aktivitasnya di dunia kebudayaan juga karena sedang mencari puisi yang bisa membersihkan dunia politik. Kita simpan sejenak soal puisi, mari masuk ke dalam persoalan politik. Jika politik adalah pertarungan antara satu kehendak dengan kehendak yang lain, bahkan tidak jarang politik secara klise adalah niat baik melawan niat baik yang lain. Lalu dimana politik harus ditempatkan? Mengapa ketika niat baik melawan niat baik, malah mendatangkan polusi dan kejorokan sosial? Mayang saat itu masih kuliah di Trisakti. Letupan politik pertama, disaksikannya sendiri. Tiga orang kawannya mati tertembak saat Tragedi Trisakti-Semanggi terjadi tahun 1998. Politik yang tadinya terlihat seperti permainan teka-teki, tiba-tiba menjadi sangat mencekam. Ketika Soeharto jatuh, orang masih dalam kebudayaan yang bisu. Informasi politik, pembicaraan tentang Hak Asasi Manusia, atau bahkan soal seks masih dibicarakan orang secara berbisik-bisik. Mayang sadar, harus ada yang memecahkan kungkungan kebisuan itu. Salah satunya adalah menjadi jurnalis. Dari aktivisme ke jurnalisme bagi Mayang adalah dua hal yang dipilihnya dengan sadar. Mayang lalu bekerja sebagai wartawan di KBR 68H. Dari sana dirinya tidak berhenti, mulai dari program kemanusiaan untuk korban Tsunami di Aceh, sampai ikut terlibat dalam pembuatan Peta Hijau Jakarta Kota. Sebelum bergabung di PSI, Mayang sempat sekitar tiga tahun tinggal di Bonn Jerman. Soal kebudayaan, Mayang adalah pencinta kesenian dan kebudayaan. Itulah mungkin yang dimaksud dalam igauan JF Kennedy. Ditengah padatnya aktifitas Kota Jakarta, selalu ada waktu untuk hadir bersama kawan-kawannyua di Komunitas Salihara. Mayang akhirnya menemukan jawaban, bahwa puisi yang bisa membersihkan politik adalah puisi yang ditulis bersama-sama dan dipentaskan dengan suara lantang oleh jutaan orang. Bagi Mayang, PSI adalah sebuah puisi yang sedang ditulis dan kelak akan dipentaskan bersama agar suaranya terdengar dan membawa angina perubahan, jaman yang lebih baik untuk anak-anak negeri.
Akrab disapa Sist Danik, saat ini sedang menyelesaikan Master di Psikologi Intervensi Sosial, Universitas Indonesia. Gadis berdarah campuran Madura-Jawa-Osing ini lahir di Jember, 25 April 1987, adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Ditangannya IPM meraih penghargaan Ten Accomplished Youth Organization tahun 2012 di Bangkok-Thailand. Hobi yang digelutinya cukup ekstrim: wall-climbing, vespa, onthel, silat dan futsal. Prinsipnya, setiap manusia lahir merdeka, namun kemerdekaan individu bukan jadi alasan untuk egois satu sama lain. Nama Danik dikenal luas dalam gerakan sosial terutama yang berkaitan dengan pembangunan komunitas. Prinsip Danik “No Risk No Gain. No Gain Without Spirit and Struggle.” Anak muda tidak boleh takut berpolitik. Bagi Danik politik bukan soal warisan yang menunggu surat wasiat. Jika anak muda ingin perubahan, maka tidak perlu menunggu, harus langsung ambil bagian. Bukan anak muda jika sabar menunggu. Itu yang kemudian menjadi alasan utamanya bergabung di PSI.
Lahir di Jakarta, 3 Oktober 1981. Tamat dari UIN Syarif Hidayatullah, laki-laki berdarah Garut yang akrab disapa Chandra ini sangat aktif berorganisasi. Berbagai organisasi diikutinya mulai dari tingkat sekolah, kampus, provinsi hingga tingkat pusat. Baginya organisasi adalah tempat melatih kepemimpinan dan mengenal banyak orang. Tidak heran jika Chandra memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Dalam berkawan dia tidak membeda-bedakan siapapun. Baginya setiap individu memiliki kekurangan dan kelebihan, dari sana chandra bisa memahami banyak hal. Karenanya Chandra sangat mendukung prinsip keragaman yang diusung PSI. Selalu rendah hati, itu yang diajarkan alam kepadanya. Dari hobi mendaki gunung, Chandra belajar: dalam perjuangan, jangan pernah menyerah ketika di bawah, jangan angkuh ketika di puncak, karena makna sesungguhnya justru terletak dalam perjalanan. Seperti kata Churchill “Puncak gunung menginspirasi para pemimpin, tapi lembah yang mendewasakannya.” Terkesan serius di depan laptop, bukan berarti Chandra tidak gaul. Fans Persib dan Everton ini pernah mencoba menjadi penggebuk drum. Musik Rock selalu membuatnya bersemangat, lagu-lagu Pearl Jam, Foo Fighters dan Pas Band wajib berada di playlistnya. Sudah lama menunggu ada partai anti mainstream dan muda, ketika PSI mulai terdengar, Chandra memutuskan untuk bergabung.
![]() |
RAJA JULI ANTONI
Sekjen DPP PSI
|
![]() |
ISYANA BAGOES OKA
Ketua DPP PSI
|
![]() |
NOVA RINI
Ketua DPP PSI
|
![]() |
SUCI MAYANG SARI
Bendahara Umum DPP PSI
|
![]() |
DANIK EKA RAHMANINGTIYAS
Wakil Sekretaris Jenderal
|
![]() |
SATIA CHANDRA WIGUNA
Wakil Sekretaris Jenderal
|
0 comments:
Post a Comment